Poster film “Pabrik Gula” baru-baru ini menuai kritik dari netizen karena dianggap terlalu vulgar. Poster ini menampilkan adegan seorang wanita dalam posisi yang provokatif dengan latar belakang pabrik gula yang gelap dan misterius.
Netizen yang melihat poster tersebut langsung mengecamnya, menyebutnya sebagai bentuk pemanfaatan seksualitas untuk menarik perhatian penonton. Mereka menilai bahwa poster tersebut tidak mencerminkan isi dari film tersebut dan justru hanya menonjolkan adegan yang tidak pantas.
Beberapa netizen juga mengkritik poster tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. Mereka menuntut agar poster tersebut segera ditarik dan diganti dengan yang lebih pantas.
Produser film “Pabrik Gula” sendiri tidak memberikan tanggapan atas kritik yang dilayangkan oleh netizen. Mereka tampaknya tetap mempertahankan poster tersebut tanpa ada niat untuk mengubahnya.
Kritikan terhadap poster film “Pabrik Gula” ini menjadi salah satu contoh bagaimana penggunaan unsur vulgaritas dalam promosi film dapat memicu kontroversi di masyarakat. Sebagai penggiat perfilman, seharusnya para produser lebih bijak dalam memilih cara untuk mempromosikan karyanya tanpa harus menggunakan konten yang merugikan dan meresahkan publik. Semoga kejadian seperti ini dapat menjadi pelajaran bagi industri film Indonesia untuk lebih memperhatikan etika dan nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi dalam setiap karyanya.